Morning routine
“Every
Mornng routine”
Pernah gak
terbangun dipagi hari dengan sangat minim semangat, terbangun dengan mata yang berat
untuk dibuka, bantal dan selimut yang juga enggan dijauhi, selalu ingin ada dan
terus melekat dengan badan, ditambah
doktrin otak pada tubuh yang mengatakan “Istirahatmu belum cukup” “Harusnya
tidur lagi” “Libur aja boleh gak” “Harus banget ya bangun sepagi ini tiap hari”
dibumbu bumbui dengan angin sepoi sepoi, vibes pantai perasaan lelah ngantuk
capek fikiran capek fisik lelah hati (Eyyaaa)
Rutinitas
yang sama berjalan begitu bertahun tahun, manusia mana sih yang hebat sekali
tak pernah mengeluh sekalipun, ah kurasa tidak ada manusia se “On point” itu
setiap harinya, tentu ada satu atau dua dari 365 harinya yang dijalani dengan
sisa sisa tenaga dan energinya untuk melanjutkan kehidupan yang indah ini (Hiyayayaya)
Keluar dari
balik selimut yang memanggil manggil untuk terus menghangatkan, bangkit dari
tempat ternyaman untuk berkehidupan (Ah dramatis sekali ini pemirsaaa) But, that’s all what happened as always,
right ? Tetapi begitu memberanikan diri menyentuhnya (haishh, Menyentuh air
yaa) untuk pertama kali, rasanya seperti sebuah
tantangan hidup yang besar sudah berhasil dilewati, Indah sekali, segar dan
membangunkan jiwa raga ini seutuhnya, yaa hati, fikiran dan negative vibes yang
sebelumnya bergelayutan disana, seketika terusir dengan sempurna, Sebuah pencapaian
hidup satu lagi telah didapatkan, yesss, bangun tidur, bersih diri dan
melanjutkan atur nafas, atus strategi bagaimana agar hari ini berjalan dengan
baik (Lagi) baiklah, Anggap satu drama berhasil dikhatamkan suatu
pagi(omegattt)
Sopir sudah
siap manasin mesin mobilnya, Upss Typo, Motor antik nan legend siap diajak
melaju mengarungi seluruh kota (Merupakan tempat bermain yang asik) Menelusuri
jalan utama pemangku ibu kota Negara yang tidak pernah lagi sepi semenjak saat itu,
(Kapan ? ya semenjak ia pergi meninggalkanku) hahaaa
Berdempetan
dengan kendaraan lain, bersimpangan dan saling balap dengan pengguna jalan
lain, ah itu jarang dilakukan, kenapa rasanya seperti berdamai dengan diri
sendiri saat berhasil tidak terpicu juga untuk kebut kebutan ditengah ramainya
Rosi,Messi dan lain lainnya ditengah perjalanan itu, toh waktu yang
diperkirakan akan tidak meleset jauh setibanya ditempat tujuan nanti, slowly
but sure
Yang
terliihat sungguh beragam, Orangtua yang mengantar 3 anak yang bersekolah di 3
sekolah yang berbeda sehingga harus tancap gas agar ketiga anaknya datang
kesekolah tepat waktu tak satupun yang terlambat apalgi tertinggal dirumah
(Bussed masa iya ini terjadi), Sepasang orangtua dengan dua putra putrinya
berseragam merah putih dan satu lagi yang masih dalam gendongan ibunya, Nampak motor
itu berteriak, memberontak tidak sanggup ditumpangi beberapa manusia yang
harusnya sudah berbagi motor satu satu, tetapi karena belum terbeli motor satu
lagi, itulah yang terjadi disetiap pagi, dari seberang sana seorang bapak bapak
berbaju kerja dengan santuy memainkan asap rokonya diatas motor matic plat khusus
yang dikendarainya, entah fikirannya kearah mana, tetapi tampak tatap matanya
yakin hari itu akan menyenangkan untuknya, semoga untuk keluarganya juga.
Dilampu lalulintas persimpangan jalan seorang Ibu dengan gendongan bayinya, dengan
sekantong belanjaan sayur digantungan motor depannya, daster khas ibu ibu yang
konon (Ternyaman) katanya, satu anak kecil berseragam TK duduk setengah
mengantuk berpegangan pada pinggang ibunya, entah drama apa yang terjadi
sebelumnya sehingga begitu pasrah dan percayanya anak kecil ini duduk diatas motor
tanpa sepatah katapun dari ibu maupun sang anak sepanjang perjalanan, Semoga
Happy disekolah ya nak. Nampak ditikungan jalan berhenti seorang ibu memesan
bubur ayam untuk anaknya sebelum sampai ditempat tujuan disekolah, berkumpul
pula para bapak bekerja shift malam yang menyempatkan sarapan pagi disana
sebelum pulang kerumah dan beristirahat sampai waktu bekerja kembali tiba
(Begitu mungkin). Di pemberhentian persimpangan jalan yang dipandu oleh bapak
bapak berseragam polantas, nampak pemandangan drama yang belum usai, anak kecil
yang juga berseragam TK menangis tantrum didalam mobil yang terbuka sedikit
kaca jendelanya, perdebatan ayah dan balita itu nampak sangat serius, tangis
balita yang terdengar pilunya, emosi ayah yang juga nampak sulit dikendalikan,
barangkali sang ayah ingin segera sampai kantor tempat bekerja, sedang sang
anak belum ingin berangkat kesekolahnya, masih ingin bermain dirumah, ingin
sarapan dengan santai, atau ada emosi entah apa yang belum ditenangkan, tetapi
kehidupan ornagtuanya harus terus berjalan, tidak ketinggalan bapak bapak
dengan gerobak sayurnya, mbak mbak minimarket dan rumah makan fastfood dengan
seragam nyetil dan make up cantiknya, pedagang yang tutup rombong habis
dagangannya karena buka lapak dari pagi buta setelah sholat shubuh, para ojek
online dengan jaket dan helm khasnya juga memenuhi jalanan sejak pagi demi
kejar setoran, anak anak SD SMP anak SMA dengan semangat mengayuh sepedanya
menuju sekolah yang terjangkau hanya dengan sepeda pancalnya.
Nampak
sangat crowded pemandangan setiap pagi, hanya dalam beberapa menit perjalanan
saja, begitu banyak hal yang bisa direfleksi dalam diri, banyak hal yang
ditemukan yang akan menjadi pelajaran, pengalaman.
Apa alasan
tidak bersyukur selama ini ?
Apa alasan
bangun pagi dengan minim semangat, apa yang membuat tidak ingin beranjak dari
tempat tidur dan memilih bermalas malasan.
Ini hanya
gambaran kecil dari kehidupan ditengah “Mager” yang seringkali lebih dominan
Jadi, jika
sesekali merasa futhur, tidak selalu butuh healing ke pantai, Mall, tengah kota
dan lainnya, cukup amati mobilitas manusia manusia disekitar kita, cukup dengan
melihat betapa manusia dengan segala kerepotannya untuk bertahan hidup, mengamati
kehidupan terdekat dengan kontemplasi yang penuh khidmat dan rasa syukur.
Wallahu a’lam
bishowab
How was
your day ?